Rabu, 23 Desember 2009

Membasuh Telapak Surga

Kampus IAIN Sunan Ampel, Tuesday, 22 December 2009

Kominitas teater Q Fak. Syariah memperingati momentum Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2009, dengan bermacam karakter dan simbul-simbul para aktor menggugah para penonton. Aksi sepontanitas dengan melibatkan para ibu yang ada di lingkungan kampus seperti dosen, pegawai pedagang turut mengisi kehikmatan perayan hari ibu. Selain mereka dibasuh dengan air bunga. Meraka para ibu juga mendo’akan para penonton yang turut menyaksikan kegiatan performmance art yang rutin diadakan oleh komunitas teater ”Q”. Dengan mengusung tema “membasuh telapak surga” para seniman teater "Q" mempunyai harapan kepada para ibu untuk meningkatkan kualitas perempuan Indonesia baik dari segi pengetahuan, sosial maupun bidang lainnya tanpa meninggalkan tugasnya sebagai seorang ibu.

Dengan cara longmarc para pemain menyanyikan lagu "Kasih Ibu kepada beta, Tak terhingga sepanjang masa, Hanya memberi tak harap kembali, Bagai sang surya menyinari dunia"

Ketua paguyuban teater “Q” Ali Sodikin di pelataran Bok M kampus IAIN Sunan ampel surabaya, Selasa (22/12), mengatakan, “Coba bayangkan ketika kita dalam kandungan Ibu telah bersusah payah menjaga kondisi kita agar kelak dilahirkan dalam keadaan sehat dan normal. Memang secara normal sembilan bulan sepuluh hari, namun ada juga yang lebih cepat atau lebih lambat. Waktu mengandung tersebut tidaklah sedikit tetapi karena kesabaran seorang Ibu, semuanya dapat dilalui dengan baik. Ketika kita dilahirkan bukan berarti peran Ibu telah selesai sampai disitu saja, justru sebaliknya peran penting Ibu semakin besar dan berat. Tak hanya menyusui, merawat tetapi juga mendidik, agar kelak menjadi generasi yang memiliki kecerdasan, kesuksesan dan kesholehan

Kordinator acara Beti Nila Suryani, mengatakan, Ibu punya peran sangat strategis dalam menghantar putra-putrinya agar mencapai kematangan pemahaman mana yang baik dan buruk. Secara umum peran dan tanggungjawab Ibu dalam keluarga rumah untuk itu kami mempunyai inisiatif untuk membasuh kaki serta meminta doa kepada orang-orang yang lebih tua dari kita.

Ibu Hj Sukiya selaku dosen syariah, menyampaikan "Yang patut direnungkan, dalam peringatan Hari Ibu harus betapa banyak dan beratnya tugas seorang Ibu, selain peran tersebut pasti masih ada peran lain yang dilakukan seorang Ibu. Kesuksesan rumah tangga dan anak tak akan pernah luput dari jerih payah seorang Ibu. Oleh karena itu tak ada salahnya bagi calon Ibu menyiapkan diri melalui belajar maupun baca buku sehingga nanti menjadi panutan, pijakan, tauladan dan pembimbing bagi generasinya. Banyak pakar menyepakati bahwa Ibu merupakan ruh dan sekaligus magnit yang mampu mewarnai generasi yang akan datang.

Ali Shodikin menambahkan, Peringatan Hari Ibu jangan hanya sekadar seremonial belaka. kalau kita melihat semangat juang tokoh wanita di masa lalu, di mana di berbagai daerah muncul tokoh pejuang. Dengan ditutup pembaca puisi serta pertunjukan yang diiringi dengan musik oleh para kru, para penonton mengungkapkan ekspresi kepedulian dengan bernyanyi bersama.(Q)