Minggu, 26 Desember 2010

Pembunuh Sang Malaikat


Komunitas teater Q Fak. Syariah lagi-lagi memperingati momentum Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2010, dengan merefleksikan fenomena yang terjadi pada milinium saat ini mereka mencoba meng aktualisasikan lewat karya dengan menggangkat tema “ Ibu Pembunuh Anak” bermacam karakter dan simbul-simbul para aktor menggugah para penonton. Kegiatan performmance art yang rutin diadakan oleh komunitas teater ”Q”. Dengan mengusung tema yang agak berbeda dengan biasanya para seniman teater "Q" mempunyai harapan kepada para ibu untuk meningkatkan control ter hadap anak-anaknya yang sekarang sering membohongi bahkan menyalagunakan kepercayan serta fasilitas yang diberikan oleh mereka.

Dengan cara longmarc para pemain menyanyikan lagu " Ibu karya Iwan Fals, selain itu meraka juga menyayikan, Kasih Ibu Kepada Beta,

Tak terhingga sepanjang masa,

Hanya memberi tak harap kembali,

Bagai sang surya,

Menyinari dunia"

Ketua paguyuban teater “Q” M. Khozin di pelataran Bok M kampus IAIN Sunan ampel surabaya, rabu (22/12), mengatakan, “Coba bayangkan ketika kita dalam kandungan Ibu telah bersusah merawat dan menjaga kita, ia mendidik kita semua menjadi generasi penerus bangsa yang di impikan. Seorang ibu memang menjadi seorang malaikat yang selalu melindungi anaknya tanpa memedulikan dirinya sendiri, betapapun usahanya mereka rtidak perna meminta balasan. Ketika kita dilahirkan bukan berarti peran Ibu telah selesai sampai disitu saja, justru sebaliknya peran penting Ibu semakin besar dan berat. Tak hanya menyusui, merawat tetapi juga mendidik, agar kelak menjadi generasi yang memiliki kecerdasan, kesuksesan dan kesholehan. Tetapi jika ibu salah merawat anaknya maka mereka secara tidak langsung membunuh anaknya sendiri.

Kordinator acara Arga marfel, mengatakan, Ibu punya peran sangat strategis dalam menghantar putra-putrinya agar mencapai kematangan pemahaman mana yang baik dan buruk. Secara umum peran dan tanggung jawab Ibu dalam keluarga rumah untuk itu kami mempunyai inisiatif untuk membasuh kaki serta meminta doa kepada orang-orang yang lebih tua dari kita. Lanjut kordinaor pelaksana, jangan sampai malaikat itu membunuh anaknya sendiri karena kelalaian meraka. Begitu juga tanggung jawab seorang anak mereka jangan sampai membunuh sang malaikat karena ia sudah memberikan yang terbaik untuk kalian sebagi putra-putri dari malaikat.

Riska Duwi Novita selaku aktivis perempuan di fak.Syariah, menyampaikan "Yang patut direnungkan, dalam peringatan Hari Ibu harus betapa banyak dan beratnya tugas seorang Ibu, selain peran tersebut pasti masih ada peran lain yang dilakukan seorang Ibu. Kesuksesan rumah tangga dan anak tak akan pernah luput dari jerih payah seorang Ibu. Oleh karena itu tak ada salahnya bagi calon Ibu menyiapkan diri melalui belajar maupun baca buku sehingga nanti menjadi panutan, pijakan, tauladan dan pembimbing bagi generasinya. Banyak pakar menyepakati bahwa Ibu merupakan ruh dan sekaligus magnit yang mampu mewarnai generasi yang akan datang.

Khojen menambahkan, Peringatan Hari Ibu jangan hanya sekadar seremonial belaka. kalau kita melihat semangat juang tokoh wanita di masa lalu, di mana di berbagai daerah muncul tokoh pejuang. Dengan ditutup pembaca puisi serta pertunjukan yang diiringi dengan musik oleh para kru, para penonton mengungkapkan ekspresi kepedulian dengan bernyanyi bersama.(prabu Ali Airlangga)