Minggu, 26 September 2010

Renungan Manusia dan Setan


Siang menjelang sore, Kamis (23/9), Komunitas Teater Q Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menggelar aksi seni lakon bertajuk "Azab Bagi Pendosa" di Pelataran Blok M, Kampus IAIN Sunan Ampel di Surabaya.

Aksi seni lakon tersebut sebagai penanda perayaan hari ulang tahun ke-18 Komunitas Teater Q Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya, sejak berdiri dan berkiprah dalam jagad teater kampus, 24 September 1992.

Seni lakon "Azab Bagi Pendosa" dimainkan oleh aktor-aktor panggung teater kampus. Jemblung berperan sebagai jagal, Habibi sebagai setan, Bencis sebagai anak jalanan pemabuk bergaya rocker, Rizki sebagai penjahat, Arga sebagai lelaki yang suka bermain wanita, dan Iqbal sebagai waria. Setidaknya hal itu menarik perhatian mahasiswa yang kebetulan sedang lewat ataupun sedang bersantai bersama rekan-rekannya di seputaran pelataran Blok M, Kampus IAIN Sunan Ampel tersebut.

"Setiap orang pasti akan digoda setan karena Tuhan menciptaan setan untuk menggoda manusia. Mau baik ataupun buruk, terserah manusia sendiri. Skenario Tuhan menciptaan malaikat selalu taat, manusia selalu khilaf, dan setan selalu menggoda," kata Ketua Komunitas Teater Q Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya M Ali Shodikin alias Prabu Ali Airlangga kepada Kompas.

Dari aksi seni lakon "Azab Bagi Pendosa" yang mereka pertontonkan tersebut, mengisyaratkan kepada siapa pun orang entah mereka wong melarat ataupun wong kaya, entah mereka pejabat ataupun rakyat jelata, entah mereka kiai ataupun umat tidak pernah luput dari goda dan rayuan setan.

"Setiap perbuatan, apakah baik, jelek ataupun buruk, pasti ada balasannya. Aksi seni lakon "Azab Bagi Pendosa" yang kita unjuk pertontonkan itu hendak berpesan bahwa siksa Tuhan menjadi balasan para pendosa," katanya.

Sang setan yang diperankan oleh Habibi dalam aksi seni lakon itu terlihat belingsatan ke sana kemari menghampiri sang penjahat, sang anak jalanan pemabuk bergaya rocker, serta menggoda dengan bisikan kepada sang lelaki yang suka bermain wanita.

"Aksi seni lakon ini sekaligus untuk ajang silaturahim dan pengenalan Komunitas Teater Q kepada mahasiswa baru IAIN Sunan Ampel," kata Ali.

Komunitas Teater Q Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel dalam perayaan hari jadinya yang ke-18 tahun ini telah pula menyiapkan serangkaian kegiatan meliputi istigasah, shalat hajat, khataman Al Quran, refleksi peringatan hari jadi Teater Q, pergelaran padang bulan dengan acara spontanitas berupa pembacaan puisi, drama, dan musik. Puncaknya akan digelar pementasan teater dengan lakon "D'Game Blitz", Sabtu (25/9) malam di Aula Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel. "Lakon D' Game Blitz yang naskahnya ditulis oleh Misbachul Mustofa alias Koko ini mengisahkan tentang mimpi-mimpi gelandangan yang ingin menjadi hakim, jaksa, dan polisi," kata Ali.

Ironisnya, dalam mimpi-mimpinya tersebut, penegakan hukum sekadar permainan dan menjadi permainan orang-orang yang sedang berkuasa maupun orang-orang yang berduit.

"Sebagai bagian dari warga masyarakat, kami mencoba menyikapi kebohongan-kebohongan dalam penegakan hukum di Indonesia melalui media seni teater," katanya.

http://cetak.kompas.com/read/2010/09/24/1711590/renungan.manusia.dan.setan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar